KH Ridlwan Abdullah: Jika Tidak Ada Ridha Allah, Malam Itu NU Tidak
Akan Berdiri. Kamu wajib sering belajar bakal mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka oleh penerangan terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan termulia internal membaca share terbaru.
Wartaislami.Com ~ Hal ini dikarenakan Belanda kagak pernah memberi izin orang pribumi melakukan perkumpulan tanpa seizin Penjajah, jika kagak pasti mau dibubarkan.
Disisi lain, Kiai Hasyim Asy'ari menginginkan Organisasi Ulama ini (waktu itu belum bernama NU) dapat dihadiri oleh para ulama di Negeri ini. Beberapa kiai wajib mencari cara agar bisa terlaksana, maka Kiai Ridlwan berkata kepada Kiai Wahab: "Saya yang mau berharap izin pada Belanda"
Baca Juga : KH Maimoen Zubair: Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari benar Sang Anak Emas Zaman
Kiai Ridlwan pun mendatangi Belanda atau minta izin bakal melakukan Haul KH Kholil Bangkalan, Belanda bertanya: "Berapa yang hadir?". Kiai Ridlwan bereaksi: "Ya banyak, karena santri beliau bukan main banyak". Pada intinya Belanda memberi izin oleh penjagaan yang ketat.
Maka pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau bertepatan oleh 31 Januari 1926 M itulah, di Bubutan dihadiri ribuan orang bakal Tahlilan, tengah pasukan penjajah berada dimana-mana. Betempat di Jl. Bubutan VI no 20 para kiai kemudian mendirikan Jamiyah Ulama yang diberi nama Nahdlatul Ulama bagi usulan Kiai Mas Alwi yang keputusannya disetujui oleh KH Hasyim Asy'ari atau para kiai lainnya.
Baca Juga : Terbaru! Puisi Habib Luthfi bakal Sang Nabi (Saw.)
Kiai Ridlwan Abdullah, yang juga pencipta lambang NU, sering bercerita kisah ini kepada para putra atau cucunya, sembari menyelipkan kalimat: "Jik kagak ada ridha Allah, maka NU kagak mau berdiri", atau pasti mau dibubarkan oleh Belanda.
Dikisahkan oleh Gus Sholahuddin Azmi, Cucu Kiai Ridlwan, berkali-kali kepada ane atau kawan-kawan PCNU Surabaya periode 2010-2015.
Sumber :muslimoderat.com
Source Article and Picture : www.wartaislami.com
Akan Berdiri. Kamu wajib sering belajar bakal mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka oleh penerangan terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan termulia internal membaca share terbaru.
Wartaislami.Com ~ Hal ini dikarenakan Belanda kagak pernah memberi izin orang pribumi melakukan perkumpulan tanpa seizin Penjajah, jika kagak pasti mau dibubarkan.
Disisi lain, Kiai Hasyim Asy'ari menginginkan Organisasi Ulama ini (waktu itu belum bernama NU) dapat dihadiri oleh para ulama di Negeri ini. Beberapa kiai wajib mencari cara agar bisa terlaksana, maka Kiai Ridlwan berkata kepada Kiai Wahab: "Saya yang mau berharap izin pada Belanda"
Baca Juga : KH Maimoen Zubair: Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari benar Sang Anak Emas Zaman
Kiai Ridlwan pun mendatangi Belanda atau minta izin bakal melakukan Haul KH Kholil Bangkalan, Belanda bertanya: "Berapa yang hadir?". Kiai Ridlwan bereaksi: "Ya banyak, karena santri beliau bukan main banyak". Pada intinya Belanda memberi izin oleh penjagaan yang ketat.
Maka pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau bertepatan oleh 31 Januari 1926 M itulah, di Bubutan dihadiri ribuan orang bakal Tahlilan, tengah pasukan penjajah berada dimana-mana. Betempat di Jl. Bubutan VI no 20 para kiai kemudian mendirikan Jamiyah Ulama yang diberi nama Nahdlatul Ulama bagi usulan Kiai Mas Alwi yang keputusannya disetujui oleh KH Hasyim Asy'ari atau para kiai lainnya.
Baca Juga : Terbaru! Puisi Habib Luthfi bakal Sang Nabi (Saw.)
Kiai Ridlwan Abdullah, yang juga pencipta lambang NU, sering bercerita kisah ini kepada para putra atau cucunya, sembari menyelipkan kalimat: "Jik kagak ada ridha Allah, maka NU kagak mau berdiri", atau pasti mau dibubarkan oleh Belanda.
Dikisahkan oleh Gus Sholahuddin Azmi, Cucu Kiai Ridlwan, berkali-kali kepada ane atau kawan-kawan PCNU Surabaya periode 2010-2015.
Sumber :muslimoderat.com
Source Article and Picture : www.wartaislami.com
Komentar
Posting Komentar