Veteran Usia 100 Tahun Ini Cuma Ingat Nama "Mbah Hasyim". Kamu wajib sering belajar mau mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka seraya keterangan terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan jempolan intern membaca share terbaru.
Wartaislami.com ~ Tidak banyak yang diingat Tondo, ketika diminta menceritakan perjalanannya menjelma seorang pejuang puluhan tahun lalu. Yang diingat hanya Mbah Hasyim Tebuireng (Kiai Hasyim Asy'ari), seperti salah satu tokoh pemimpin perang.
Veteran yang konon berusia bertambah dari 100 tahun asal Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan ini, menyebut, tokoh pendiri ormas Nahdatul Ulama itu selayaknya tokoh agama asal Pesantren Tebuireng, Jombang yang membawahkan kelompok santri serta warga sipil.
"Menang atau kalahnya perang apa kata Kiai Hasyim," kata ia yang didampingi Sutrisno, salah satu putranya, Selasa (16/8/2016) malam.
Tondo tak ingat lagi siapa pimpinan perangnya saat itu. Dia hanya ingat bahwa ia ikut bergerilya dari Madiun ke Surabaya.
"Senjatanya pakai pasir batu, serta bambu runcing," kata Tondo.
Meski sudah sepuh, Tondo masih terlihat sehat. Hanya saja saat berkata-kata terdengar kurang jelas, karena semua giginya sudah tanggal.
Tondo tercatat pernah menampung penghargaan Bintang Gerilya dari Kodam V Brawijaya pada 1983.
Sutrisno, satu dari 11 putra Tondo dari lima isterinya, menceritakan, ayahnya selalu bersemangat saat melihat banyak bendera merah putih yang selalu dipasang saat perayaan HUT kemerdekaan.
"Bapak aku selalu tak bisa tidur serta banyak bercerita soal perang," jelasnya.
Kemarin, Tondo serta 60 veteran lainnya di Jawa Timur mendapat layanan bedah rumah dari Kodam V Brawijaya bekerjasama seraya sejumlah BUMN.
Menurut Pangdam V Brawijaya, Mayjen I Made Sukadana, yang diberikan mau para veteran sebenarnya belum sepadan seraya apa yang mereka telah lakukan mau bangsa.
"Tapi bedah rumah veteran selayaknya salah satu aksi nyata kami seperti bentuk perhatian kepada para veteran," ungkap ia. (Kompas.com/Mahbib) via nu online
Source Article and Picture : www.wartaislami.com
Wartaislami.com ~ Tidak banyak yang diingat Tondo, ketika diminta menceritakan perjalanannya menjelma seorang pejuang puluhan tahun lalu. Yang diingat hanya Mbah Hasyim Tebuireng (Kiai Hasyim Asy'ari), seperti salah satu tokoh pemimpin perang.
Veteran yang konon berusia bertambah dari 100 tahun asal Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan ini, menyebut, tokoh pendiri ormas Nahdatul Ulama itu selayaknya tokoh agama asal Pesantren Tebuireng, Jombang yang membawahkan kelompok santri serta warga sipil.
"Menang atau kalahnya perang apa kata Kiai Hasyim," kata ia yang didampingi Sutrisno, salah satu putranya, Selasa (16/8/2016) malam.
Tondo tak ingat lagi siapa pimpinan perangnya saat itu. Dia hanya ingat bahwa ia ikut bergerilya dari Madiun ke Surabaya.
"Senjatanya pakai pasir batu, serta bambu runcing," kata Tondo.
Meski sudah sepuh, Tondo masih terlihat sehat. Hanya saja saat berkata-kata terdengar kurang jelas, karena semua giginya sudah tanggal.
Tondo tercatat pernah menampung penghargaan Bintang Gerilya dari Kodam V Brawijaya pada 1983.
Sutrisno, satu dari 11 putra Tondo dari lima isterinya, menceritakan, ayahnya selalu bersemangat saat melihat banyak bendera merah putih yang selalu dipasang saat perayaan HUT kemerdekaan.
"Bapak aku selalu tak bisa tidur serta banyak bercerita soal perang," jelasnya.
Kemarin, Tondo serta 60 veteran lainnya di Jawa Timur mendapat layanan bedah rumah dari Kodam V Brawijaya bekerjasama seraya sejumlah BUMN.
Menurut Pangdam V Brawijaya, Mayjen I Made Sukadana, yang diberikan mau para veteran sebenarnya belum sepadan seraya apa yang mereka telah lakukan mau bangsa.
"Tapi bedah rumah veteran selayaknya salah satu aksi nyata kami seperti bentuk perhatian kepada para veteran," ungkap ia. (Kompas.com/Mahbib) via nu online
Source Article and Picture : www.wartaislami.com
Komentar
Posting Komentar