Kisah Kiai Abbas Buntet Selamat dari Bom Tentara Jepang. Kamu pantas sering belajar bakal mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka sama kabar terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan unggul intern membaca share terbaru.
Umat Islam yang ikhlas intern melaksanakan ibadah haji mau diselamatkan oleh Allah dari berbagai hambatan serta rintangan, sebagaimana kisah yang disampaikan oleh KH Tb Ahmad Rifqi Chowas saat memberikan tausiyahnya intern acara walimatus safar di Pesantren Al-Huda, Pungangan, Subang, Ahad (31/7).
Pengasuh Pesantren Darussalam Buntet Pesantren Cirebon ini mengisahkan bahwa pada tahun 1940-an Kiai Abbas Buntet beserta istri serta dua anaknya yaitu KH Mustamid Abbas yang pada saat itu yang baru aqil baligh serta KH Nahduddin Abbas yang yang baru saja menginjak usia empat tahun.
"Kalau Kiai Mustamid itu bisa haji berkat burung perkutut yang dapat nemu dari kebun belakang rumah serta dibeli oleh Kuwu (Lurah) di Cikedung Inderamayu harganya sama dengan ONH (Ongkos Naik Haji, red)," ujarnya.
Kiai yang biasa disapa Kang Entus itu melanjutkan, saat Kiai Abbas serta ribuan calon haji lainnya berada di tengah tengah samudera Indonesia, sang Kapten kapal mendapat telegram berisi ancaman dari tentara Jepang yang mau membombardir serta menenggelamkan kapal beserta isinya.
"Ribuan penumpang itu panik, namun sebagian dari mereka mengadu kepada Kiai Abbas. Akhirnya kiai sepuh ini istikharah," katanya.
Hasil istikharah Kiai Abbas, kata ia, jamaah calon haji yang berada di kapal itu boleh melanjutkan perjalanan ke Tanah Suci, boleh juga balik lagi ke kampung halaman, namun Kiai Abbas beserta keluarganya tetap melanjutkan perjalanan ke Makkah sama separuh penumpang kapal, sisanya pulang kampung sama kapal susulan.
"Akhirnya, jamaah haji ini tiba di Makkah sama selamat, namun kemudian saat kapal balik lagi ke Indonesia, ternyata kapal yang tadi membawa jamaah haji ini benar-benar di bom oleh Jepang serta teggelam beserta ABK-nya," pungkasnya. (Aiz Luthfi/Mahbib) via nu online
Source Article and Picture : www.wartaislami.com
Umat Islam yang ikhlas intern melaksanakan ibadah haji mau diselamatkan oleh Allah dari berbagai hambatan serta rintangan, sebagaimana kisah yang disampaikan oleh KH Tb Ahmad Rifqi Chowas saat memberikan tausiyahnya intern acara walimatus safar di Pesantren Al-Huda, Pungangan, Subang, Ahad (31/7).
Pengasuh Pesantren Darussalam Buntet Pesantren Cirebon ini mengisahkan bahwa pada tahun 1940-an Kiai Abbas Buntet beserta istri serta dua anaknya yaitu KH Mustamid Abbas yang pada saat itu yang baru aqil baligh serta KH Nahduddin Abbas yang yang baru saja menginjak usia empat tahun.
"Kalau Kiai Mustamid itu bisa haji berkat burung perkutut yang dapat nemu dari kebun belakang rumah serta dibeli oleh Kuwu (Lurah) di Cikedung Inderamayu harganya sama dengan ONH (Ongkos Naik Haji, red)," ujarnya.
Kiai yang biasa disapa Kang Entus itu melanjutkan, saat Kiai Abbas serta ribuan calon haji lainnya berada di tengah tengah samudera Indonesia, sang Kapten kapal mendapat telegram berisi ancaman dari tentara Jepang yang mau membombardir serta menenggelamkan kapal beserta isinya.
"Ribuan penumpang itu panik, namun sebagian dari mereka mengadu kepada Kiai Abbas. Akhirnya kiai sepuh ini istikharah," katanya.
Hasil istikharah Kiai Abbas, kata ia, jamaah calon haji yang berada di kapal itu boleh melanjutkan perjalanan ke Tanah Suci, boleh juga balik lagi ke kampung halaman, namun Kiai Abbas beserta keluarganya tetap melanjutkan perjalanan ke Makkah sama separuh penumpang kapal, sisanya pulang kampung sama kapal susulan.
"Akhirnya, jamaah haji ini tiba di Makkah sama selamat, namun kemudian saat kapal balik lagi ke Indonesia, ternyata kapal yang tadi membawa jamaah haji ini benar-benar di bom oleh Jepang serta teggelam beserta ABK-nya," pungkasnya. (Aiz Luthfi/Mahbib) via nu online
Source Article and Picture : www.wartaislami.com
Komentar
Posting Komentar