Sedekah Pohon buat Anak Cucu. Kamu perlu sering belajar buat mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka sama keterangan terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan terpilih internal membaca share terbaru.
Wartaislami.com ~ Ketika kebutuhan hidup manusia terpenuhi oleh alam, manusia tiada perlu susah-susah membuat serta mengolah makanan. Manusia cukup menangkap dari alam karena alam banyak menyediakan kebutuhan manusia, terutama makanan. Makanan itu celah lain buah-buahan serta binatang buruan.
Kehidupan awal manusia luar biasa tergantung dari alam. Ketika alam sudah tiada dapat mencukupi kebutuhan hidup manusia, yang disebabkan populasi manusia bertambah serta sumber daya alam berkurang, maka manusia berangkat memikirkan bagaimana dapat menghasilkan makanan.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ غَرَسَ غَرْساً، لَمْ يَأْكُلْ مِنْهُ آدَمِيٌّ، وَلاَ خَلْقٌ مِنْ خَلْقِ اللهِ، إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ
Artinya: “Siapa yang menanam tumbuh-tumbuhan, kemudian dimakan putra Adam (manusia) atau makhluk Allah lainnya, niscaya baginya (pahala) sedekah “ (HR. Muslim)
Sabda tersebut menggerakkan para sahabat Nabi buat melakukan penghijauan. Diceritakan, Abu Darda radliyallahu ‘anhu pernah menanam pohon zaitun ketika usianya sudah senja. Padahal, buat menghasilkan buah pohon tersebut membutuhkan waktu cukup lama.
Abu Darda pun ditegur seseorang perihal kegiatannya ini. “Kenapa Engkau menanam pohon zaitun, padahal pohon tersebut lama berbuah tatkala usiamu sudah tua, wahai Abu Darda?”
“Tidak menjelma persoalan pohon yang ane tanam berbuah ketika ane sudah meninggal, tapi nanti yang menikmati putra cucu ane,” jelas Abu Darda.
Abu Darda pun melanjutkan penjelasannya, “Anak cucu ane bakal mendoakan, serta doanya sampai ke kuburan ane.” (Ahmad Rosyidi)
(Disarikan dari kitab Ahubbuhum Anfa’uhum karya Dr. Imad Ali Abd Abdusam’i Husani)
Sumber :nu.or.id
Source Article and Picture : www.wartaislami.com
Wartaislami.com ~ Ketika kebutuhan hidup manusia terpenuhi oleh alam, manusia tiada perlu susah-susah membuat serta mengolah makanan. Manusia cukup menangkap dari alam karena alam banyak menyediakan kebutuhan manusia, terutama makanan. Makanan itu celah lain buah-buahan serta binatang buruan.
Kehidupan awal manusia luar biasa tergantung dari alam. Ketika alam sudah tiada dapat mencukupi kebutuhan hidup manusia, yang disebabkan populasi manusia bertambah serta sumber daya alam berkurang, maka manusia berangkat memikirkan bagaimana dapat menghasilkan makanan.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ غَرَسَ غَرْساً، لَمْ يَأْكُلْ مِنْهُ آدَمِيٌّ، وَلاَ خَلْقٌ مِنْ خَلْقِ اللهِ، إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ
Artinya: “Siapa yang menanam tumbuh-tumbuhan, kemudian dimakan putra Adam (manusia) atau makhluk Allah lainnya, niscaya baginya (pahala) sedekah “ (HR. Muslim)
Sabda tersebut menggerakkan para sahabat Nabi buat melakukan penghijauan. Diceritakan, Abu Darda radliyallahu ‘anhu pernah menanam pohon zaitun ketika usianya sudah senja. Padahal, buat menghasilkan buah pohon tersebut membutuhkan waktu cukup lama.
Abu Darda pun ditegur seseorang perihal kegiatannya ini. “Kenapa Engkau menanam pohon zaitun, padahal pohon tersebut lama berbuah tatkala usiamu sudah tua, wahai Abu Darda?”
“Tidak menjelma persoalan pohon yang ane tanam berbuah ketika ane sudah meninggal, tapi nanti yang menikmati putra cucu ane,” jelas Abu Darda.
Abu Darda pun melanjutkan penjelasannya, “Anak cucu ane bakal mendoakan, serta doanya sampai ke kuburan ane.” (Ahmad Rosyidi)
(Disarikan dari kitab Ahubbuhum Anfa’uhum karya Dr. Imad Ali Abd Abdusam’i Husani)
Sumber :nu.or.id
Source Article and Picture : www.wartaislami.com
Komentar
Posting Komentar